Jauh sebelum Indonesia merdeka, begitu sulitnya anak-anak Indonesia memperoleh pendidikan. Hanya kaum bangsawan yang dapat bersekolah, sedangkan rakyat biasa buta akan pendidikan. Jangankan pengetahuan, sekedar baca tulis pun mereka tidak tahu. Larangan kaum penjajahlah yang menyebabkan kebodohan anak-anak bangsa Indonesia kala itu.
Kini, tujuh puluh lima tahun Indonesia Merdeka. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju mencanangkan “Merdeka
Belajar”. Diusia tiga per empat abad
kemerdekaan Indonesia ini, masih juga banyak tantangan yang dihadapi dunia
pendidikan. Salah satu tantangannya adalah bagaimana anak-anak tetap dapat
memperoleh pendidikan dalam situasi Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Usia anak-anak yang rentan terhadap
penularan Covid-19 menjadi perhatian yang serius pemerintah. Dengan terus
bertambahnya penderita Covid-19, pemerintah sangat berhati-hati dalam mengambil
kebijakan terkait penyelenggaraan pendidikan. Kesehatan dan keselamatan anak
menjadi prioritas. Protokol kesehatan diberlakukan. Himbaun bagi warga untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan
berinteraksi dengan orang lain. Begitu pula dengan anak-anak sekolah, dilarang
pergi ke sekolah.
Anak-anak adalah generasi emas yang
akan menjadi generasi penerus di masa yang akan datang. Bagaimana pun anak
harus terus melanjutkan belajarnya. Pendidikan sangat penting untuk kemajuan bangsa
dan Negara. Ini tantangan berat bagi dunia pendidikan. Tantangan yang harus
dihadapai dan dicarikan solusinya.
Kemajuan teknologi dan informasi di
era abad 21 atau Industri 4.0 begitu pesatnya. Kemajuan teknologi ini menjadi
pilihan untuk menyelenggarakan pendidikan tanpa harus mendatangkan anak-anak ke
sekolah. Solusi agar anak-anak bangsa
ini tetap bersekolah, namun keselamatan dan kesehatan mereka tetap terjaga
adalah dengan pembelajaran jarak jauh.
Guru sebagai ujung tombak pendidikan,
dituntut selalu kreatif dan inovatif. Kemajuan teknologi dan informasi tentu
tidak akan ada artinya bagi pendidikan jika guru kurang responsif. Guru harus
senantiasa mengembangkan potensinya untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Potensi
selalu dikembangkan untuk mengikuti perkembangan dan kecanggihan teknologi.
Begitu banyak aplikasi diciptakan
yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran jarak jauh. Dalam pembelajaran jarak
jauh guru bisa menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi
anak-anak. Pembelajaran yang tidak membosankan dan tidak memberatkan. Kreatifitas guru dalam mengembangkan
pembelajaran jarak jauh merupakan salah satu penentu keberhasilan belajar.
Semakin kreatif guru tentunya akan
meningkatkan semangat anak-anak dalam belajar. Semangat belajar anak inilah
yang akan menentukan keberhasilan mereka. Anak jangan sampai patah semangat
meski belajar di rumah.
Mengembangkan pengetahuan anak-anak dengan
pembelajaran interaktif dengan berbagai aplikasi. Pembentukan karakter anak dapat
dilakukan lewat pesan moral melalui video cerita anak yang menarik. Untuk menumbuhkan
rasa nasionalisme biasanya dengan rutinitas upacara bendera setiap hari Senin.
Namun dalam pembelajaran jarak jauh tidak mungkin upacara dilakukan anan-anak.
Sebagai gantinya guru dapat menggunakan video-vidio atau youtube kegiatan yang
dapat dilihat siswa sehingga tumbuh rasa nasionalisme pada setiap jiwa anak.
Butuh dukungan dan kerja sama dengan
orang tua dalam pembelajaran jarak jauh. Orang tua mendampingi belajar anak di
rumah, guru selalu memantaunya. Selain itu butuh dukungan berupa penyediaan
sarana handphone atau HP android, juga
paket data internet. Pemerintah juga mensubsidi paket data internet melalui
dana BOS, namun orang tua masih harus menyediakan juga karena subsidi sangat terbatas.
Bagi anak-anak yang yang berada di pelosok negeri, yang jauh dari jangkauan
internet masih bisa mengikuti melalui siaran radio atau televisi program
pendidikan.
Ketika pembelajaran tidak dapat
dilakukan dengan berbagai kemajuan teknologi yang ada, guru dapat melakukan
kunjungan dari rumah ke rumah siswa. Tentunya tidak setiap siswa mendapat
kunjungan guru setiap hari. Kunjungan dilakukan secara bergilir. Semangat guru
dalam dalam menyelenggarakan pembelajaran adalah wujud tanggung jawab moral
atas ketugasannya. Dengan integritas guru yang tinggi membangun negeri melalui
pendidikan.
Pandemi Covid-19 dapat merusak fisik
manusia, bahkan membunuhnya. Namun tidak boleh membunuh semangat belajar. Kita
galang kerja sama, bersinergi membangun bangsa dengan menyelamatkan anak-anak generasi
penerus bangsa. Di tangan kita para guru, dengan memberikan bekal pendidikan, tiga
puluh tahun ke depan anak-anak didik kita akan memberi warna Negara tercinta
Indonesia.