Minggu, 16 Agustus 2020

Tak Surut Langkah Mendidik Meski Terhalang

             Jauh sebelum Indonesia merdeka, begitu sulitnya anak-anak Indonesia memperoleh pendidikan. Hanya kaum bangsawan yang dapat bersekolah, sedangkan rakyat biasa buta akan pendidikan. Jangankan pengetahuan, sekedar baca tulis pun mereka tidak tahu. Larangan kaum penjajahlah yang menyebabkan kebodohan anak-anak bangsa Indonesia kala itu.

            Kini, tujuh puluh lima tahun Indonesia Merdeka. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju mencanangkan “Merdeka Belajar”. Diusia  tiga per empat abad kemerdekaan Indonesia ini, masih juga banyak tantangan yang dihadapi dunia pendidikan. Salah satu tantangannya adalah bagaimana anak-anak tetap dapat memperoleh pendidikan dalam situasi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).  

Usia anak-anak yang rentan terhadap penularan Covid-19 menjadi perhatian yang serius pemerintah. Dengan terus bertambahnya penderita Covid-19, pemerintah sangat berhati-hati dalam mengambil kebijakan terkait penyelenggaraan pendidikan. Kesehatan dan keselamatan anak menjadi prioritas. Protokol kesehatan diberlakukan. Himbaun bagi warga  untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan berinteraksi dengan orang lain. Begitu pula dengan anak-anak sekolah, dilarang pergi ke sekolah.

Anak-anak adalah generasi emas yang akan menjadi generasi penerus di masa yang akan datang. Bagaimana pun anak harus terus melanjutkan belajarnya. Pendidikan sangat penting untuk kemajuan bangsa dan Negara. Ini tantangan berat bagi dunia pendidikan. Tantangan yang harus dihadapai dan dicarikan solusinya.

Kemajuan teknologi dan informasi di era abad 21 atau Industri 4.0 begitu pesatnya. Kemajuan teknologi ini menjadi pilihan untuk menyelenggarakan pendidikan tanpa harus mendatangkan anak-anak ke sekolah.  Solusi agar anak-anak bangsa ini tetap bersekolah, namun keselamatan dan kesehatan mereka tetap terjaga adalah dengan pembelajaran jarak jauh.

Guru sebagai ujung tombak pendidikan, dituntut selalu kreatif dan inovatif. Kemajuan teknologi dan informasi tentu tidak akan ada artinya bagi pendidikan jika guru kurang responsif. Guru harus senantiasa mengembangkan potensinya untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Potensi selalu dikembangkan untuk mengikuti perkembangan dan kecanggihan teknologi.

Begitu banyak aplikasi diciptakan yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran jarak jauh. Dalam pembelajaran jarak jauh guru bisa menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak-anak. Pembelajaran yang tidak membosankan dan tidak memberatkan.  Kreatifitas guru dalam mengembangkan pembelajaran jarak jauh merupakan salah satu penentu keberhasilan belajar. Semakin kreatif guru  tentunya akan meningkatkan semangat anak-anak dalam belajar. Semangat belajar anak inilah yang akan menentukan keberhasilan mereka. Anak jangan sampai patah semangat meski belajar di rumah.

Mengembangkan pengetahuan anak-anak dengan pembelajaran interaktif dengan berbagai aplikasi. Pembentukan karakter anak dapat dilakukan lewat pesan moral melalui video cerita anak yang menarik. Untuk menumbuhkan rasa nasionalisme biasanya dengan rutinitas upacara bendera setiap hari Senin. Namun dalam pembelajaran jarak jauh tidak mungkin upacara dilakukan anan-anak. Sebagai gantinya guru dapat menggunakan video-vidio atau youtube kegiatan yang dapat dilihat siswa sehingga tumbuh rasa nasionalisme pada setiap  jiwa anak.

Butuh dukungan dan kerja sama dengan orang tua dalam pembelajaran jarak jauh. Orang tua mendampingi belajar anak di rumah, guru selalu memantaunya. Selain itu butuh dukungan berupa penyediaan sarana handphone atau HP android, juga paket data internet. Pemerintah juga mensubsidi paket data internet melalui dana BOS, namun orang tua masih harus menyediakan juga karena subsidi sangat terbatas. Bagi anak-anak yang yang berada di pelosok negeri, yang jauh dari jangkauan internet masih bisa mengikuti melalui siaran radio atau televisi program pendidikan.  

Ketika pembelajaran tidak dapat dilakukan dengan berbagai kemajuan teknologi yang ada, guru dapat melakukan kunjungan dari rumah ke rumah siswa. Tentunya tidak setiap siswa mendapat kunjungan guru setiap hari. Kunjungan dilakukan secara bergilir. Semangat guru dalam dalam menyelenggarakan pembelajaran adalah wujud tanggung jawab moral atas ketugasannya. Dengan integritas guru yang tinggi membangun negeri melalui pendidikan.

Pandemi Covid-19 dapat merusak fisik manusia, bahkan membunuhnya. Namun tidak boleh membunuh semangat belajar. Kita galang kerja sama, bersinergi membangun bangsa dengan menyelamatkan anak-anak generasi penerus bangsa. Di tangan kita para guru, dengan memberikan bekal pendidikan, tiga puluh tahun ke depan anak-anak didik kita akan memberi warna Negara tercinta Indonesia.

7 komentar:

Tak Surut Langkah Mendidik Meski Terhalang

                 Jauh sebelum Indonesia merdeka, begitu sulitnya anak-anak Indonesia memperoleh pendidikan. Hanya kaum bangsawan yang dapat ...